Exhaust Gas Oxygen (EGO) Sensor adalah sensor yang berfungsi mengukur kadar gas oksigen yang terdapat pada gas buang. Sensor ini bertujuan untuk menjaga nilai Air Fuel Ratio (AFR) mendekati nilai ideal yakni 15:1. Sensor ini akan mengirim informasi jumlah oksigen pada gas buang pada ECU (Electronic Control Unit) untuk mengukur tingkat kesempurnaan pembakaran. Jika pembakaran belum sempurna, maka ECU akan mengkoreksi dan mengubah data perintah pada aktuator agar pembakaran menjadi lebih sempurna.
Dalam rangka untuk menjaga katalis emisi gas buang beroperasi dengan benar, air-fuel ratio harus dijaga mendekati nilai 15:1 (perbandingan massa), dan sensor EGO inilah yang membantu ECU untuk menjaga air-fuel ratio pada batas yang ditentukan. Sensor EGO memonitor kadar oksigen secara konstan dan begitu pula air-fuel ratio di intake mesin, karena persentase oksigen dalam gas buang merupakan ukuran akurat dari air-fuel ratio yang masuk silinder mesin.
Informasi berupa tegangan listrik dari EGO sensor diberikan pada ECU sehingga jumlah bahan bakar yang diinjeksikan pada mesin dapat berubah untuk mendapatkan nilai air-fuel ratio yang stabil dan mendekati ideal.
Cara kerja Sensor
- Letak oksigen sensor di jalur pembuangan. Satu sebelum catalytic converter dan satu setelah catalytic converter
- Sensor yang pertama digunakan untuk mengatur pasokan bahan bakar
- Sensor yang kedua digunakan untuk memonitor efisiensi setelah melewati catalytic converter
- Tekanan tinggi dan suhu gas buang meninggalkan silinder pada proses pembuangan. Perjalanan melalui manifol buang dan datang menuju / melewatioksigen sensor yang pertama yaitu sebelum catalytic converter.
- Elemen pengindraan yang terdapan d bagian depan sensor terdiri dari elemen pengindraan zirconium dioksida atau titanium yang tertutup dalam sel baja. Elemen pengindraan selanjutnya terhubung ke elektroda platinum dan kawat mengarah ke bawah garis.
- Gas buang yang terdiri dari oksigen dan sisa gas buang tersebut mengalir melalui lubang pada sel baja tersebut.
- Udara keluar melalui celah elah antara kabel penghubung. Udara ini kemudian dipanaskan agar dapat menghasilkan tegangan pada lensa zirconium tersebut
- Perbedaan konsentrasi molekul oksigen dalam gas buang dan udara ambien mendorong ion oksigen dari yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
- Karena pergerakan ion oksigen dari satu lapisan platinum untuk yang lain yang meyebabkan perbedaan potensial dihasilkan.
- Campuran kaya lonjakan tegangan sekitar 0.9 volt.
- Sebaliknya campuran ramping memiliki tegangan turun sampai 0.1 volt
- Tegangan sinyal tersebut lalu dikirim ke ECU/ECM
- ECU membandingkan gas buang tersebut dengan data standart sensor pertama untuk disimpan untuk memutuskan apakah campuran tersebut kaya atau ramping. Perhitungan ini digunakan untuk memanipulasi rasio udara / bahan bakar selama stroke berikutnya
Pemeriksaan
Beberapa sensor oksigen dengan tiga atau empat kabel secara umum memiliki tingkat pemanasan yang berbeda oleh karena itu pasangkanlah sensor yang bentul-betul sama jika diperlukan penggantian, kalau tidak akan menimbulkan masalah lebih lanjut seperti resiko kerusakan ECU dan Oksigen Sensor sendiri jika terjadi kesalahan penggantian. Penutup
- Meningkatnya konsumsi bahan bakar, masalah ”driveability"/kinerja mesin, lampu check engine menyala, emisi buruk, adalah merupakan tanda awal kegagalan sensor oksigen.
- Konsekuensi besar dari setiap kegagalan sensor oksigen dapat merusak catalytic converter yang sangat mahal
- Jika terjadi kegagalan test emisi (HC-CO) yang dilakukan setiap interval servis, maka prioritas kerja utama adalah memastikan fungsi O2 Sensor dan CC
- Menjaga oksigen sensor selalu bekerja dengan benar dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sebanyak 15% -20% (silahkan menghitung berapa nilai uang yang bisa dihemat tiap tahunnya). Menjaga sensor dalam kondisi operasional yang baik juga akan meminimalkan emisi-gas buang, mengurangi resiko kerusakan mahal untuk katalitik dan memperoleh kinerja prima mesin.
- Uji Emisi adalah bagian item kerja dari perawatan berkala kendaraan saat ini agar kinerja O2 Sensor dan katalitik dapat diketahui secara dini.
- Disarankan agar penggantian oksigen sensor dilakukan secara periodis, untuk menghindari kerusakan katalitik yang lebih mahal.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar
Posting Komentar